Krabi Airport in the morning |
Pagi itu pukul 05.30, saya langsung bergegas bersiap2. Mandi, beres2, packing... karena jadwal penerbangan KBV - KUL kami adalah pukul 08.25.
Setelah kami siap, langsung cek-out dan menuju ke kafe di sebelah hotel seperti yang saya ceritakan sebelumnya...
Di jadwal mereka, bus tiba pukul 06.45 dan berangkat menuju bandara krabi pukul 07.00. Cukup menegangkan karena pesawat kami take off sekitar 1 setengah jam setelahnya >.<
Waktu tempuh bus bandara tersebut adalah 30 menit. Tepat pukul 07.30 kami tiba di bandara dan tanpa menunggu lama langsung menuju counter cek-in airasia...
Sampai screening process, banyak calon penumpang yang tersita barang2nya (sesuai regulasi). Termasuk milik saya... yang tersita adalah... botol2 kosong bekas hotel-hotel kemarin wakakakakak... lumayan lah bikin tas jadi lebih lowong :P
Neng princess sempat disuruh buka tas juga, tapi alhamdulillah dia aman jadi langsung proses ke cek imigrasi :)
Si mbak petugas begitu juteknya karena menemukan banyak sitaan. Anehnya, 2 peralatan mandi saya ada yang disita padahal sudah sesuai regulasi yaitu tidak melebihi 100 ml. Saya sempat debat sedikit dengan mbaknya tentang parfum saya yang botolnya menunjukkan 150 ml. Mbaknya tetep ngotot mau nyita, sampai akhirnya saya tanyakan ke dia :
"Miss, if you think this bottle have a full capacity of 150 ml and you can see that my liquid perfume here has only a half of its bottle, what do you think? How much litre do I have here, miss? About 75 ml right?? It's safe under your regulation! The regulation said the volume of liquid, not the capacity of the bottle."
Kurang lebih begitu yang saya ingat. Tentunya dengan speaking saya yang cukup terbata-bata dan nggak terlalu lancar pada waktu itu wkwkwk... Translatenya bagi yang kurang paham :
"Mbak, kalau menurutmu botol ini punya kapasitas penuh 150 ml dan seperti yang kamu lihat disini cairan parfumnya cuma setengah dari botolnya, menurutmu gimana? Berapa liter parfum yang saya punya disini, mbak? Kurang lebih 75 ml kan?? Ini aman (dan memenuhi kualifikasi) menurut peraturan (kabin)! Peraturannya bilang volume cairan, bukan kapasitas botolnya."
Tanpa pikir terlalu panjang, akhirnya mbak petugasnya memperbolehkan saya untuk membawa kembali parfum saya (kalo botol2 lainnya ya bodo amat deh, udah keburu boarding time hahaha...)
Saya pun bergegas menyusul neng princess yang udah duluan ngantri cek imigrasi.
Setelah dapet cap departure dari thailand, kami langsung menuju scan tahap 2 dan lanjut ke ruang tunggu. Rupanya jam sudah menunjukkan pukul 07.55, sedangkan saya lihat di boarding pass waktu boarding adalah pukul 07.45 hahaha... Tanpa menunggu, kami langsung disuruh masuk ke pesawat dan akhirnya bisa menuju KL lagi :)
Kuala Lumpur...
Sampai di KL, kami menggunakan transportasi dengan rute yang sama untuk menuju ke apartemen papinya neng princess dan beristirahat disana :)
Sampai di apartemen si papi, saya langsung akses internet untuk membeli bagasi karena bawaan kami menjadi tambah banyak dan beberapa diantaranya nggak akan lolos dari regulasi untuk masuk ke kabin pesawat.
Karena pesawat kami adalah pesawat paling pagi (take off jam 06.25 keesokan harinya), maka tanpa berpikir panjang si papi langsung menghubungi salah seorang temannya yang merupakan sopir taksi di KL untuk menjemput kami pukul setengah 4 subuh agar tidak ketinggalan pesawat lagi... Saya pribadi pun tidak bisa menolaknya karena saya juga harus memikirkan estimasi waktu yang kami tempuh untuk mencapai LCCT yang jaraknya cukup jauh dari apartemen si papi. Akhirnya kami pun setuju.
(Unfortunate) struggle way back to my own country...
Subuh sekitar pukul 03.30 esok harinya, kami langsung berangkat ke LCCT dan tiba disana kurang lebih pukul 05.00.
Cek-in bagasi, scanning, masuk ruang tunggu sampai akhirnya masuk ke pesawat, semuanya berjalan dengan lancar. Hingga akhirnya pukul 06.25 pesawat kami lepas landas menuju bandara Adi Sumarmo Solo, pulang menuju tanah air tercinta :)
Setelah mendarat di SOC, kami langsung bergegas karena orang tua saya sudah menunggu di luar :)
Kami mempersiapkan paspor dan mengisi lembar custom declaration yang diberikan oleh petugas imigrasi di bandara (waktu itu belum dikasih langsung di atas pesawat).
Dan masalah kali ini timbul kembali..... *sigh*
Neng princess udah selesai duluan karena dia di depan saya. Dia lalu menunggu saya di bawah sambil mengambil bagasi.
Ketika giliran saya cek imigrasi, Saya diwawancara kembali sama Ibu petugasnya. Percakapannya kurang lebih seperti ini :
I : "Kamu keluar kemarin tanggal berapa dan darimana?"
S : "Tanggal 26 Januari kemarin bu, dari bandara ini juga."
I : "Terus tujuanmu kemarin kemana?"
S : "Disitu kan ada bu. Saya ke KL kemarin. Terus saya kemarin juga jalan2 ke singapura dan thailand bu."
I : "Beneran ini kamu liburan? Tapi disini nggak ada cap keberangkatan dari sini lho, dik..."
(WUADUH MATI ANE....YANG BENER NIH BU????!!!)
I : "Coba ini kamu cek lagi, ada nggak. Kamu keluar barisan aja dulu biar saya layani yang lain dulu."
(WADUUUHH IYA BENERAN NGGAK ADA. SIAL NIH...) *dan tiba2 inget banget wajah bapak2nya yang harusnya ngasih cap imigrasi ke saya tempo hari. Sayang saya nggak tau namanya jadi percuma nginget2*
S : "Wah iya bu nggak ada, terus gimana ini bu? Bukannya di komputer juga terdata ya bu?"
I : "Ya sudah saya cek dulu. Saya coba lihat boarding passmu kemarin ya. Ada nggak?"
Setelah dicek sama ibunya sambil terlihat ragu-ragu, akhirnya temannya yang berjaga di booth satunya datang mengecek.
Bapak itu sebenernya sempat menawarkan cap keberangkatan untuk saya, tapi beliau bilang syaratnya saya harus berani "nerobos" barisan 'keamanan' bareng dia menuju bagian keberangkatan, karena dia sendiri juga nggak mau menjamin lolosnya saya, mengingat katanya banyak TKI ilegal yang suka nerobos di bandara ini...
Akhirnya saya tolak. Saya kurang inget apa yang dia katakan, tapi kurang lebih maksudnya seperti ini :
B : "lha kok bisa nggak ada? Kamu TKI darimana? Oh liburan... Ya sudah kamu mendingan ke kantor chief aja disana. Coba jelaskan sama chief. Bagian keberangkatan memang gitu mas, suka usil. Hati-hati..."
Percakapan antara saya vs pimpinan imigrasi bandara SOC...
Akhirnya saya ke ruang chief imigrasi bandara SOC. Disana rupanya juga ada 2 orang TKI yang juga 'terjebak'. Kami bertiga punya masalah yang berbeda. Saya nggak dapet cap keberangkatan alias 'turis yang dibodohi petugas', mbak 1 lupa membawa dokumen TKI, dan mbak 2 lebih parah lagi yaitu ijin tenaga kerjanya sudah expired dan menurut pengakuannya dokumen yang baru masih ditahan oleh majikannya.
Terjadi banyak percakapan panas disini. Tapi tentunya yang saya ingat adalah percakapan saya dengan chief. Tanpa bermaksud menyinggung atau mencemarkan nama baik atau apalah itu, saya akan share beberapa dialog tersebut. Hanya sekedar berbagi cerita. Lagipula ini adalah pengalaman saya jadi saya berhak untuk menceritakannya :)
Kurang lebih sih kayak gini yang saya ingat. Lumayan panjang nih dialog ceritanya, jadi siapin kopi ama cemilan sambil bacanya :D
C : "Gimana... Kenapa kamu kok nggak bisa keluar? Surat kerjamu hilang juga?"
S : "Bukan pak, saya bukan tenaga kerja. Saya keluar dalam rangka liburan kemarin. Ini stempel keberangkatan saya nggak ada jadi saya nggak bisa masuk."
C : "Lho kok bisa? Kamu ini gimana kok bisa nggak dapet cap? Terus ada surat pengantar nggak?"
S : "Surat pengantar apa maksudnya itu pak?"
C : "Ya surat pengantar, kalo kamu memang bener2 ke luar negeri dalam rangka liburan. Dari orang tua, majikan, atau siapa gitu..."
S : "Lho...saya yang jalan2, saya yang merencanakan. Buat apa pake surat pengantar segala pak? Bapak nyangka saya TKI gelap atau gimana sih?"
C : "Begini ya mas... Saya udah berkali-kali nemu kasus kayak begini. TKI ilegal keluar masuk di bandara ini. Saya udah hapal berbagai macam alasan yang mereka buat. Kalian TKI itu memang suka begitu."
S : "Terus kalau memang seandainya saya TKI. Memang kenapa pak? Kenapa harus dilecehkan begitu? TKI itu devisa negara lho pak...jangan sembarangan!!"
(saya mulai jengkel dan OOT disini gara2 bapaknya merendahkan TKI...)
S : "Saya harus bilang berapa kali lagi pak kalau saya bukan TKI dan saya ke luar negeri dalam rangka liburan. Atau bapak mau saya tunjukkan bukti2nya?"
C : "Lho kamu jangan bentak saya gitu. Kok malah melawan. Lihat2 posisi dong mas!"
(kemudian saya berpikir... negeri ini memang masih penuh dengan orang gengsi tinggi-malu rendah. Beda dengan negara2 maju yang orang2nya gengsi rendah-malu tinggi)
S : "Ya saya mau gimana lagi pak. Nggak nyolong tapi diteriakin maling. Justru saya yang harus minta pertanggungjawaban dan penjelasan ini pak. Kenapa salah satu petugas bapak bisa lalai atau bahkan mungkin dengan sengaja nggak ngasih saya cap keberangkatan. Apa gara-gara ngelihat paspor saya masih bersih nggak ada cap jadi dianggap masih awam masalah paspor begini?"
C : "Lho lho lho...kok jadi nuduh gitu mas. Makanya dicek mas capnya ada atau nggak. Jangan nyalahin kita para petugas dong...pemilik paspor harus teliti dan harus ngecek miliknya sendiri..."
S : "Oke pak. Saya akui saya lalai nggak ngecek cap keberangkatannya dulu, karena saya di awal memang awam mengenai cap dan masih pemegang paspor baru, karena memang paspor saya baru jadi beberapa hari kemarin sebelum berangkat.
S : "Karena saya sudah akui kelalaian saya, sekarang saya tanya balik ke bapak. Bapak itu atasan si petugas yang lalai/sengaja nggak ngasih saya cap departure. Lantas dimana letak tanggung jawab bapak dan anak buah bapak yang sudah lalai dalam menjalankan tugas dan kewajibannya untuk memberi cap di paspor saya, kalau nyatanya anak buah bapak itu memang mengijinkan saya lewat?"
C : "Sebentar mas. Saya lanjut urusin si mbak 1 ini dulu. Petugasnya sudah standby diluar. Sebentar ya..."
Kemudian bapaknya keluar ruangan... Selama bapaknya keluar ruangan, si mbak 1 dan 2 melongo melihat saya berdebat panjang lebar ke bapak chief. Bahkan kami sempat cerita tentang masalah dan pengalaman kami satu sama lain... Cukup miris mendengar cerita2 mereka, dimana salah satu cerita mirisnya adalah banyaknya pungutan liar dari para petugas imigrasi supaya mereka bisa 'lolos' dengan lancar. Pungutan liarnya nggak tanggung2 nilainya, dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah. *sob*
Sambil menunggu, saya juga menghubungi neng princess untuk mempersiapkan beberapa bukti berupa tiket, boarding pass, bahkan foto2 liburan kami. Neng princess udah duluan diluar, nungguin saya bersama kedua orang tua saya.
Singkat cerita, neng princess bahkan juga dikira TKI oleh petugas bandara juga setelah selesai ngambil bagasi. Di SOC kedatangan internasional waktu itu, tempat klaim bagasi berada tepat di depan pintu keluar. Jadi setelah kita ambil bagasi bisa langsung keluar lurus saja. Lain halnya jika kita adalah TKI. Beberapa petugas berjaga di daerah pintu keluar tersebut untuk menyuruh para TKI belok ke arah dalam lagi.
Petugas bandara memaksa neng princess untuk ikut jalur khusus TKI tersebut untuk di 'razia' atau bahasa mereka di screening lebih lanjut. Neng princess yang udah jelasin beberapa kali katanya kurang digubris oleh si petugas. Mungkin ini ada hubungannya dengan cerita mbak2 TKI yang ikut tertahan bersama saya, yaitu tentang pungutan liar (semoga dugaan saya salah dan semoga sekarang2 ini sudah tidak ada lagi yang seperti itu...).
Tapi untungnya setelah dijelaskan sejelas-jelasnya dan sesingkat-singkatnya, bisa juga lewat tanpa harus melewati "jalur TKI" yang tentunya adalah jalur 'ilegal'. Lagipula, ayah saya udah nungguin tepat di depan pintu kedatangan dan menegur petugas tsb. Menurut ayah saya, beliau sampai sempat berteriak, "hey! hey! Itu anak saya mau dikemanakan? Jalur keluarnya kan disini...". Singkat cerita akhirnya si petugas diam dan neng princess bisa langsung keluar sebelum akhirnya dia mempersiapkan bukti2 yang saya minta dan masuk lagi ke dalam bandara menemui saya.
Selang sekitar 10-15 menit kemudian, bapak chief kembali masuk dan terjadi percakapan lagi... *seduh kopi lagi gan :D
C : "Oke, jadi gimana mas Anggi kelanjutannya? Ini saya gimana mau membantu memecahkan masalah anda, padahal anda nggak punya bukti cap keberangkatan di paspor anda lho.."
S : "Lho...seperti yang saya katakan tadi pak. Dan saya rasa bapak belum jawab pertanyaan saya tadi. Ini kan kelalaian dari pihak bapak sebagai petugas imigrasi. Dimana pertanggungjawaban bapak sebagai kepala disini? Saya sebagai konsumen tak bersalah malah menjadi korban. Ya jelas nggak mau dong..."
S : "Sekarang begini pak. Coba bapak kasih saya penjelasan, dengan asumsi bapak sendiri juga boleh. Saya nggak dapet cap keberangkatan dari negara saya tercinta Indonesia. Lalu saya terbang ke Malaysia dan cek imigrasi disana. Kemudian saya dikasih cap kedatangan dari mereka! Di tanggal yang sama dengan keberangkatan saya! Ini di paspor saya ada nih! Yang artinya saat itu saya boleh masuk ke negara mereka, padahal secara hukum saya nggak diijinin keluar dari negara saya sendiri! Bagaimana itu bisa terjadi pak? Tolong jangan jawab itu urusan Malaysia ya..."
(disini terjadi percakapan panjang lebar yang cukup panas antara saya dan bapak chief. Sengaja nggak saya ceritakan karena selain agak lupa detailnya, ini demi kebaikan kita bersama hehe...)
C : "Baik. Begini saja. Saya minta bukti kalau mas Anggi memang benar2 pergi liburan dan berangkat dari bandara ini pada tanggal yang mas Anggi sebutkan. Kalau semua yang mas Anggi katakan itu memang benar adanya, saya bikin keterangan di paspornya dan mas Anggi bisa keluar dari sini."
S : "Baik kalau begitu pak. Sudah saya siapkan semuanya. Bahkan orang yang bepergian bersama saya juga mau datang kesini sebentar lagi."
(Nggak berapa lama neng princess datang....)
NP : "Jadi apa masalahnya pak? Ini bukti2 kalau kami memang liburan. Ini juga ada foto2 kita kalau bapak mau lihat..." (neng princess nunjukin boarding pass-nya, paspornya dengan cap lengkap, dan mempersiapkan hp-nya yang ada foto2 liburan kami. Sementara saya sudah menunjukkan tiket dan boarding pass saya)
S : "Gimana pak? Apa kurang lengkap buktinya? Saya bahkan punya saksi disini..."
Singkat cerita, setelah kami berdebat sana sini akhirnya bapak chief memberikan keterangan khusus di paspor saya sebagai ganti cap keberangkatan, dengan syarat boarding pass harus di attach di halaman tersebut selama saya masih menggunakan paspor ini. Ini barang buktinya hehehe...
Dan akhirnya saya pun bisa masuk lagi ke Indonesia secara resmi dengan membawa segudang pengalaman untuk dikenang :)
Ya.... secara resmi liburan kami yang menyenangkan dan penuh perjuangan selama 10 hari ini telah berakhir.
Dari yang awalnya awam, nggak pernah ke negeri2 tetangga ini, kurang paham bahasa lokal, self-guide, merencanakan sendiri dengan modal internet, hingga akhirnya kami menjalankannya dengan gembira bercampur nekat.
Dan memang inilah prinsip traveling saya -sebisa mungkin tidak menggunakan tour guide, tapi bikin plan sendiri. Just get lost and enjoy-
Kami pun pulang menuju Yogyakarta dengan selamat :)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
This mark the end of the 1st episode of my traveling story.... Thanks for coming :)
Wanna read this whole story in one post? See my post in my wordpress here. :)
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Oh iya... rekan-rekan blogger sekalian yang membaca cerita saya dalam rangka cari referensi, pastinya butuh beberapa tips kan :D
Saya sajikan halaman khusus tentang summary dari liburan episode ini. Perlu diperhatikan bahwa tips saya mungkin berlaku untuk tahun 2013, tapi belum tentu untuk tahun-tahun berikutnya.
Bisa klik link di bawah ini. Saya tulis dalam bahasa inggris hehe :)
Sekarang ini saya mau istirahat dulu. Udah tengah malam hehe~
Link >>>> Summary and Tips from the 1st episode
No comments:
Post a Comment