• Day 6 - First Step in Satun (and Thailand)

    Last Day in Langkawi....


    Hari ini kami bangun jam 9 pagi dan langsung menuju ke restoran hotel untuk sarapan. Setelah sarapan langsung siap-siap dan check-out lebih awal pukul 10.45 dan mengembalikan mobil yang telah kusewa kemarin. Jam 11 siang, kami diantar secara gratis oleh staf hotel menuju jetty point dengan menggunakan mobil yang kami sewa sebelumnya.

    Sesampainya di jetty point, kami langsung menuju counter tiket ferry dan beli tiket tujuan satun-thailand untuk 2 orang seharga RM 30 per-orang. Keberangkatan kapal kami masih jam 1 siang nanti, kira-kira masih 1 setengah jam lagi, jadi kami pergi ke penitipan barang dan jalan-jalan sebentar di sekitar situ. Penitipan barang ini dihitung per-hari, jadi kalau misal kita pingin nitip tas cuma 1 jam ya dihitungnya tetep harga titip sehari penuh. Harga penitipan barang tergantung ukuran tas/barang yang kita titipkan. Tasku dianggap tas ukuran besar, jadi harga penitipannya RM 1,5.

    Setelah titip barang, kami keliling dan mencari beberapa cinderamata yang bisa kami bawa pulang sebagai kenang-kenangan. Aku pun tak lupa menukar uang ringgit ke baht. Setelah itu, kami kembali menuju eagle square dan berfoto-foto disana, kali ini dengan pemandangan siang hari ^_^

    Langkawi Eagle Square


    First Step in Thailand...

    Setelah puas berfoto di eagle square (puas karena puanass *.*) kami ambil barang titipan kami dan bergegas menuju daerah tunggu. Ya, daerah tunggu, bukan ruang tunggu...soalnya memang ga ada ruang tunggu dengan tempat duduk disini >.<

    Sekitar jam 12, pintu cek imigrasi menuju Satun dibuka. Setelah mendapat stempel keberangkatan, kami masuk ke dalam ferry. Jangan dibayangkan kapal ferry yang bisa muat kendaraan yah...soalnya ini ferry untuk muat orang aja :) , mana dingin lagi di dalem. AC-nya ga nguatin haha >.<
    Tepat jam 1 siang, kapal ferry bertolak dari jetty point untuk menuju pelabuhan Tammalang Satun, Thailand :)

    Perjalanan ditempuh selama 1 setengah jam. Pukul 13.30 waktu thailand kami tiba di pelabuhan tammalang satun. Thailand GMT+7 sama kayak Indonesia.



    Inilah jejak pertamaku di negeri siam, daratan Andaman; yang lebih dikenal dengan sebutan Thailand atau dengan bahasa mereka disebut Mueang Thai :)



    Satun's People Who Made Us Confuse...

    Ya... Kami menyadari kalo bakal lebih banyak roaming disini heuheu... Bahasa dan tulisan thai. Walaupun kami sudah belajar dikit-dikit, sampai-sampai bawa catetan segala, tapi tetep aja susah dimengerti. Coba aja sama kayak aksara jawa, saya bisa baca dengan lancar dah hahaha...

    Setibanya di Satun, kami mengisi formulir imigrasi. Sama seperti Singapore, formulir imigrasi Thailand langsung rangkap dua, untuk kedatangan dan untuk keberangkatan nanti. Setelah mengisi formulir dan mendapatkan stempel kedatangan, kami langsung disambut dengan orang yang sudah cukup tua. Kelihatannya orang ini campuran Tionghoa-Melayu-Siam. Beliau orang asli Satun, tapi bisa Bahasa Inggris, Spanyol (separuh konyol), Perancis, dan Melayu juga.

    Beliau dengan ramahnya berbincang dengan kami. Rupanya dia salah satu agen bus yang memiliki rute ke berbagai kota besar di thailand. Ketika kutanya bus menuju phuket, ternyata harganya lumayan 'wah' haha (bagiku). Harga tiketnya 750 baht per-orang atau kurang lebih sekitar Rp 250 ribu sesuai kurs pada saat itu.

    Awalnya kukira di pelabuhan ini ada ATM yang berlogo mastercard, jadi aku bisa ambil uang dulu karena uang di dompet udah menipis. Ternyata nggak adaaa.
    Waduh... Tapi disini ada money changer, jadi partnerku menukarkan rupiahnya ke dalam baht. Walaupun akhirnya cukup beli tiket untuk 2 orang, tapi ada beberapa insiden disini. Kemudian aku berpikir, enaknya berangkat malam aja, karena setauku yang malem itu bus eksekutif jadi sayang aja kalo harga sama tapi dapetnya mini bus biasa... Sesuai jadwal yang udah disusun kan hari ini memang berpetualang di Satun, jadi nggak usah berangkat ke Phuket sekarang. Lagipula, sudah direncanakan kalau nanti berangkat malam dan sampai di Phuket bakal subuh jadi bisa nginep di terminal tapi nggak lama-lama. Kalau ke phuketnya siang ini, sampai di phuket malem, dan bingung cari penginapannya karena emang aku pertama kali kesini. Selain dana terbatas, aku juga membawa neng princess. Insiden "kebingungan" ini sendiri dipicu oleh orang-orang Satun para staf bus itu. Mereka sendiri sibuk menarik ulur kami. Intinya itu "Jadi nggak??woi, jadi nggak??" sambil menggerutu kepada kami, satu sama lain dengan bahasa mereka -_-

    Oh iya, kota Satun dengan pelabuhannya cukup jauh, sekitar 15-20 menit berkendara.

    Sebenarnya harga tiket dari agen ini terlalu mahal buatku, dan neng princess pun kurang setuju karena menurut info dariku (aku liat dari internet) ada bus yang lebih murah dari itu. Yang kupikirkan adalah, info bus murah yang kudapat itu berangkat dari terminal Satun yang berada di pinggiran ringroad Satun, jaraknya juga jauh baik dari kota maupun pelabuhan, sedangkan kami belum tau kondisi sebenarnya dari kota ini seperti apa. Ya sama sih sebenernya, busnya sama-sama berangkat dari terminal satun, baik yang ngeteng sendiri maupun yang dari agen ini. Aku hanya menerka-nerka kondisi Satun lewat google earth dan beberapa website beberapa waktu lalu sebelum berangkat.
    Kendaraan umum cuma ada ojek motor dan tuktuk. Kalau pingin murah sih ya naik ojek motor. Tuktuk sendiri harganya cukup mahal, tapi kalau pinter nego bisa hampir sama harganya dengan ojek motor dan akan lebih murah lagi kalo berkelompok. Belum lagi malam harinya harus naik kendaraan umum lagi ke terminal. Setelah kuhitung-hitung, harga ngeteng sendiri dengan harga tiket dari agen ini pun nggak jauh beda, hanya terpaut sekitar 50-100 baht. Lagipula, mereka memberi fasilitas antar jemput gratis dan penitipan serta tempat istirahat di kantor mereka di kota Satun, karena kami pingin jalan-jalan dulu disana. Akhirnya kuputuskan untuk memesan bus malam dari mereka.

    SATUN...

    Kami pun diantar langsung menggunakan mobil pajero sport milik bos agen itu menuju ke kantor mereka, karena shuttle bus mereka sudah berangkat. Yah lumayan deh, paling nggak berkurang beban harga tiketnya haha...

    Kiri-kanan sepanjang jalan, tak ada satupun tulisan yang kumengerti. Satun memang berbeda dengan kota-kota terkenal lainnya di Thailand, karena disini jarang sekali ada petunjuk jalan atau informasi yang diterjemahkan ke dalam alphabet. Ya, inilah Satun... bisa dibilang suasananya mirip kota-kota kecil di Indonesia pada umumnya cuma lebih bersih dikit. Kalau di Indonesia ya kira-kira kondisi dan luasnya hampir sama dengan kota Purworejo atau kota Yogyakarta (kotanya bukan kabupatennya).

    Akhirnya kami tiba di kantor mereka. Ternyata di kantor itu yang menjaga adalah istrinya si bos yang  masih cukup muda (kalo dibandingin ama si bos sih haha) dan ditemani buah hatinya. Si bos dan istri cukup ramah, tapi lebih ramah istrinya. Si bos cuma lebih ramah sama turis-turis barat, kalau istrinya nggak pilih-pilih hehe... Disini kami langsung menitipkan tas kami, menanyakan beberapa informasi terkait kota Satun kepada si ibu dan beliau langsung kasih petunjuk arah dengan segala keterbatasan bahasanya. Dari situ langsung cabut buat cari 2 tempat penting : ATM dan tempat makan!




    Short Trip in Satun

    Satun memiliki beberapa tempat yang bisa menarik perhatian turis sebagai tujuan wisata, walaupun beberapa diantaranya belum di cap sebagai tempat wisata  populer.

    Anyway, bagi yang mau jalan-jalan dulu di Satun ini saya punya peta yang dulu dikasih sama bapak tua yang ada di pelabuhan itu. Semoga bermanfaat :)

    Satun Tourism Map

    Tapi di kesempatan kali ini kami tak satupun kesana. Waktu kami cukup terbuang dalam mencari ATM, terlebih lagi yang ATM-nya beres alias lancar transaksi pake mastercard atau visa -.-

    Tujuan awal kami adalah ke "mall" sesuai yang ditunjukkan oleh si ibu tadi. Bayangan kami mall ini cukup besar dan agak ramai, mungkin semacam galleria di jogja. Ternyata bayangan kami 10000% salah -_-
    Mall yang dimaksud ternyata cuma 1 lantai dan besarnya kira-kira seukuran pasar swalayan. Kalo di jogja kira-kira seukuran Superindo di Jakal hahaha...
    Tata letaknya juga bukan seperti mall yang kita bayangkan. Mungkin lebih tepatnya ini adalah toserba! Awalnya mau cari mesin ATM disini, tapi ternyata nggak ada *weleh*

    Setelah beberapa kali nemu mesin ATM tapi transaksinya bermasalah, akhirnya nemu juga ATM yang beres! Setelah ambil uang, kami langsung cari tempat makan. Di satun sendiri umat muslim nggak perlu terlalu khawatir kalau mau cari makanan halal, soalnya disini mayoritas penduduknya muslim.

    Akhirnya kami makan di tempat makan yang letaknya masih jadi satu dengan 'mall' tadi, dan kami mendapatkan pengalaman unik disini. Ternyata tak satupun dari pekerja di rumah makan ini bisa bahasa inggris ataupun melayu! Waduh... Mereka pun cuma tertawa malu satu sama lain karena tak ada yang bisa berkomunikasi dengan kami. Kami pun kebingungan. Nggak cuma bingung cara pesannya, tapi menunya tulisan thai semua, nggak ada terjemahan sama sekali...Akhirnya kami semua pun berkomunikasi dengan bahasa tarzan alias 'ha he ho' sambil tunjak-tunjuk...

    Akhirnya pesanan kami datang dan kami makan dengan lahap saking laparnya haha... Berkat bahasa tarzan pun, neng princess yang harusnya pesen jus strawberry tapi keluarnya malah jus semangka hahaha... (atau kebalik ya...lupa saya haha)
    Tapi tak apa, soalnya enak juga katanya...




    Ada yang menarik juga disini. Di tempat makan ini, mereka memutar lagu-lagu. Ternyata beberapa lagu kesukaan mereka itu lagunya peterpan dan wali... Salah satu dari mereka bahkan lancar menyanyikan lagu wali sambil bekerja di dapur. Entah mereka paham atau nggak artinya, tapi yang jelas lucu aja dengernya haha... Kami ga bisa bahasa thai, mereka nggak bisa bahasa inggris dan melayu, komunikasi pakai bahasa tarzan, dan kemudian mereka nyanyi lagu berbahasa Indonesia! crazy enough for me hahaha....
    Tapi aku pribadi bangga, karena itu produk anak bangsa. Masa iya ada orang malu sama produk dalam negeri yang sedang dikonsumsi oleh orang luar, apalagi orang itu dengan bangganya mengkonsumsi produk luar negeri :))

    Setelah makan siang, kami beli sesuatu dulu biar ada kenang-kenangan dari satun ^.^ . Kemudian kami keliling kota yang berujung kembali di kantor agen tadi :)

    Begitu sampai di kantor agen, kami berdua istirahat sejenak di sofa mereka. Tak lama kemudian, rombongan bule-bule pun mulai berdatangan. Mereka juga para turis yang habis dari Langkawi dan ingin menuju ke Phuket sebagai destinasi mereka selanjutnya. Saya masih ingat itu ada 2 kelompok, yang satu kelompok bule2 cowok ada 5 orang (gak tau asalnya dari mana) dan kelompok yang satu lagi itu bule cewek Argentina 2 orang.

    Kebetulan kami berbincang - bincang dengan 2 bule kece Argentina itu karena selain mereka lebih 'pendiam', mereka juga terlihat lebih ramah dan nggak 'urakan' kayak kelompok bule cowok. Dua cewek ini juga menyapa neng princess duluan, jadi kita berempat malah ngobrol haha... Dan apalagi topik yang akan diperbincangkan oleh para turis jika bukan tentang destinasi wisata, dan apalagi yang akan diperbincangkan para turis mancanegara yang bertemu dengan turis/orang Indonesia kalau bukan tentang Bali heheh... Mereka begitu antusiasnya dengan Bali :)

    >>> Adventure Day 7 - Phuket
    -----------------------------------
    Wanna read this whole story in one post? See my post in my wordpress here:)
  • You might also like

    No comments:

    Post a Comment